Pengertian Investasi dan Resiko Investasi


Pengertian investasi dan pahami resiko investasi

Di era ini dan bahkan sejak dulu, banyak orang yang mengembar-gemborkan untuk berinvestasi pada suatu asset investasi. Tapi, kalian udah tahu belum pengertian dan konsep dari investasi itu seperti apa?


Jadi, jangan lantas berinvestasi ke instrumen investasi sebelum mengenal atau memahami konsep dari investasi.

 


Pengertian Investasi


Investasi adalah suatu upaya penanaman nilai dengan harapan nilai ini bisa bertumbuh di masa mendatang. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara salah satunya berinvestasi di instrumen investasi maupun ke hal-hal lainnya yang kalian tak sadar jika itu termasuk instrumen investasi juga.


Kebanyakan orang mengetahui jika investasi itu menanam modal ke suatu perusahaan dalam wujud saham maupun pinjaman dan akan memperoleh keuntungan berupa dividen setiap tahun. Ada juga yang menginvestasikan ke logam emas batangan dan disimpan hingga harganya mengalami kenaikan.


Berdasarkan hukum teori ekonomi, investasi mempunyai arti lain yaitu suatu pemberian atau pembelian modal yang tak akan kita konsumsi di masa sekarang, melainkan modal ini akan digunakan sebagai produksi yang bertumbuh di masa mendatang.


Hal ini sama seperti kita membeli sebuah buku atau membaca artikel terkait investasi di Investama. Artikel yang telah kita baca ini akan menjadi sebuah sumber pengetahuan yang keuntungannya mungkin belum terasa di masa sekarang, melainkan akan terasa keuntungannya di masa mendatang.


Meskipun begitu, terkadang investasi tak berjalan sesuai dengan harapan kita. Jadi, alih-alih berharap untuk mendapatkan untung, hasil investasi kita bisa saja akan rugi tergantung faktor yang mempengaruhinya.

 


Tujuan Ketika Investasi


Ketika berinvestasi, paling tidak seorang calon investor harus mengetahui tujuannya ketika berinvestasi. Hal ini didasari sebagai salah satu hal untuk merencanakan investasi sesuai apa yang diharapkan.


1. Memperoleh pendapatan pasif.

2. Memperoleh kehidupan yang stabil dan lebih layak di masa datang.

3. Untuk mengembangkan usaha di masa depan.

4. Mendapatkan jaminan dalam bisnis.

5. Membentuk dan mengontrol dana untuk kepentingan khusus.

6. Mengurangi resiko inflasi yang mengerus nilai kekayaan.



Jenis-Jenis Investasi


Berdasarkan pengalaman saya, ada dua jenis investasi yang dikelompokkan menjadi berikut ini.


1. Investasi Aktiva Riil/Investasi Langsung


Jenis investasi yang termasuk dalam kelompok ini meliputi investasi yang berwujud fisik dan ada juga tak tak berwujud. Jenis investasi ini diantaranya investasi tanah, investasi logam, investasi properti, investasi ilmu dan lainnya.


2. Investasi Aktiva Finansial/Investasi Tidak Langsung


Investasi yang masuk dalam golongan ini merupakan investasi dalam wujud sekuritas atau investasi di instrumen keuangan. Instrumen keuangan ini meliputi, investasi deposito, saham, reksadana, surat hutang, cryptocurrency dan lainnya.



Investasi Berdasarkan Jangka Waktu


Berdasarkan jangka waktunya, kegiatan investasi dibagi menjadi 2 jenis, antara lain investasi jangka panjang dan investasi jangka pendek.


1. Investasi Jangka Panjang


Investasi jangka panjang mempunyai periode waktu investasi yang lebih lama dengan kisaran diatas lebih dari 5 tahun.


Investasi jenis ini membutuhkan waktu yang sangat lama agar keuntungan dari investasi bisa dirasakan oleh investor.


2. Investasi Jangka Pendek


Investasi jangka pendek ini adalah investasi dengan jangka waktu yang kurang dari 5 tahun. Jenis investasi ini terkadang mempunyai tingkat resiko yang rendah dan tingkat keuntungannya relatif lebih sedikit dibandingkan investasi jangka panjang.


Investasi jenis ini bisa kita temui yaitu investasi dalam wujud penyetoran uang. Hal ini sama seperti kita mendepositokan uang kita ke bank, pembelian reksadana, dan obligasi atau surat hutang.


Bagi pemula, investasi jangka pendek cenderung lebih direkomendasikan karena rendahnya resiko penurunan nilai investasi. Apalagi jika berinvestasi di asset rendah resiko seperti deposito dan surat hutang.


Pemilihan jangka waktu berinvestasi ini terkadang juga tergantung rencana dan tujuan dari investor. Ada yang menginginkan berinvestasi untuk kebutuhan jangka pendek seperti membeli barang dan ada juga yang berharap sebagai persiapan dana pensiun.

 


Tahapan Memulai Investasi


Sekarang, jika kita telah siap untuk investasi ada beberapa tahapan yang harus dijalani yaitu:


1. Menentukan tujuan investasi dan berapa modal atau jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan.

2. Melakukan analisa terhadap suatu asset finansial baik itu menggunakan metode analisa fundamental maupun analisa teknikal.

3. Membuat sebuah portofolio investasi. Ini digunakan sebagai pengelompokan komposisi asset kita dan kita bisa mengatur persentase bagian-bagian tiap asset yang dimiliki.

4. Merevisi kinerja dari portofolio investasi yang telah kita buat. Hal ini digunakan untuk melihat apakah komposisi sekuritas di portofolio sesuai dengan rencana awal atau ada perubahan. Dari sini kita juga bisa melihat dan mengevaluasi kinerja dari asset yang kita miliki.



Resiko Ketika Berinvestasi


Umumnya ketika berinvestasi selalu ada resiko yang mendasarinya, apapun itu instrumen investasi. Di dunia investasi, ada beberapa macam resiko yang akan kita hadapi, antara lain:


1. Resiko Bisnis


Resiko ini terjadi ketika kita berinvestasi pada suatu perusahaan. Resiko ini terjadi jika kita mempunyai saham suatu perusahaan dan perusahaan tersebut mengalami kebangkrutan dan assetnya dilikuidasi, sehingga pemegang saham hanya akan menerima sisa dari asset yang dimiliki perusahaan.


Ini juga sama ketika kita membeli obligasi dari suatu perusahaan maupun negara. Ketika perusahaan tersebut menyatakan bangkrut, maka ada resiko obligasi tersebut akan mengalami gagal bayar.


2. Resiko Volatilitas/Perubahan Harga


Ini adalah sebuah resiko ketika harga suatu asset investasi mengalami perubahan. Fluktuasi harga pasar seringkali terjadi di beberapa asset seperti saham, reksadana, emas, obligasi dan lainnya.


Resiko volatilitas bisa diperparah ketika harga mengalami penurunan dibandingkan harga disaat kita beli. Kondisi seperti ini bisa terjadi karena pengaruh fundamental pasar, seperti peristiwa geopolitik, ekonomi, dan lainnya.


3. Resiko inflasi


Resiko dari inflasi akan terjadi seiring kenaikan dari harga-harga barang. Kenaikan harga terhadap suatu barang akan memicu kurangnya daya beli yang akan membuat investor terkena dampaknya.


Dampak yang terjadi ini seperti imbal hasil dari obligasi atau deposito yang jauh lebih rendah dibandingkan laju kenaikan inflasi setiap tahunnya. Alih-alih asset investasi ini bertambah nilai setiap tahunnya, ini justru mengalami penurunan nilai.


4. Resiko Likuiditas


Kita harus tahu terlebih dahulu sebelum membeli suatu asset investasi. Apakah asset investasi tersebut bisa dengan mudah diperjual belikan. Jika asset tersebut cukup sulit untuk diperdagangkan, maka asset investasi ini tidak likuid.


Jika asset investasi tidak likuid ini akan menyulitkan investor ketika membutuhkan dana segar dalam waktu yang cepat. Ini bisa terjadi ketika berinvestasi di asset properti maupun di saham yang mempunyai likuiditas rendah.

 


Beberapa Hal Yang Harus Diperhatikan Sebelum Berinvestasi


Sebelum memulai berinvestasi sebaiknya perhatikan terlebih dahulu hal-hal berikut ini.


1. Jangan terburu-buru untuk terjun atau membeli asset investasi.

2. Analisa terlebih dahulu dengan matang dan mendalam asset investasi yang menurut kita cocok.

3. Tidak bertindak spekulatif dan menjaga resiko sesuai batasan yang dikehendaki.

4. Mempertimbangkan jangka waktu investasi sesuai dengan rencana investasi.

5. Paham resiko dibalik asset investasi yang akan dipilih.

6. Jangan pernah tergiur rayuan investasi dari orang lain sebelum kita meneliti lebih lanjut tawaran investasi tersebut. 

 

Oke, segini dulu untuk pemahaman mengenai investasi, nantikan artikel yang lainnya di Investama.

Post a Comment for "Pengertian Investasi dan Resiko Investasi"